Kamis, 02 Agustus 2012

Laporan Fisika Konduksi





KONDUKSI

       I.            Judul dan tanggal Praktikum
·        Judul               : Konduksi
·        Tanggal           : 17 Januari 2012

    II.            Tujuan
·        Mengamati adanya perpindahan kalor pada benda secara konduksi.
·        Menyelidiki perpindahan kalor secara konduksi pada berbagai jenis logam

 III.            Dasar Teori
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.
Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor :
1.      massa zat
2.      jenis zat (kalor jenis)
3.      perubahan suhu
Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis
  • Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu
  • Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten), persamaan yang digunakan dalam kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg)
Konduksi adalah perpindahan panas antara dua sustansi dari sustansi yang bersuhu tinggi, panas berpindah ke sustansi yang bersuhu rendah dengan adanya kontak kedua sustansi secara langsung.
Misalnya ketika tangan kamu memegang gelas panas, maka telapak tangan kamu akan menerima panas dari gelas tersebut.Brdasarkan konduktivitas kalornya, bahan dibedakan atas konduktor yaitu yang  mudah menghantar kalor dan isolator yakni bahan yang sulit untuk menghantarkan kalor.
Contoh dari :
·           Konduktor, misalnya : alumunium, besi, logam dan bahan lain
·           Isolator, mislanya kayu dan plastic.




  IV.            Alat dan Bahan
·        Sebatang seng, besi, kaca dan tembaga                                           
·        Kaki tiga
·        Pembakar spiritus dan korek api
·        Lilin dan plastisin

     V.            Cara kerja


C:\Documents and Settings\Nomer PapaT\My Documents\Untitled-1.jpg
 








1.      Letakan alat konduksi yang terdiri dari empat buah batang masing – masing    ( senga, besi, kaca, dan tembaga) di atas tripod/kaki tiga.
2.      Buatlah bulatan plastisin dan letakan pada ujung bawah batang logam.
3.      Panaskan alat konduksi bahan tersebut dalam pemanas spiritus
4.      Amatilah bulatan plastisin mata yang cepat jatuh dari keempat bahan tersebut

  VI.            Daftar Pertanyaan
1.      Bahan manakah yang plastisinnya cepat jatuh ? Mengapa? Apakah semua benda dapat mengahantarkan kalor.

Jawab : bahan yang plastisinnya cepat jatuh secara berurutan yaitu : alumunium, tembaga, kuningan, dan seng. Bahan tersebut jatuh karena, bahan tersebut merupakan isolator yang mudah meleleh apabila terkena pans.  Dimulai dari alumunium sampi yang terahir seng. Kerena alumunium merupakan konduktor yang bagus untuk menghantarkan panas, sedangkan bahan – bahan selanjutnya tidak jauh lebih baik dari alumunium dalam menghantarkan panas.
2.      Carilah koefisien induksi masing – masing bahan dari berbagai sumber.

Jawab :
·        Alumunium    : 24 x 10-6
·        Tembaga         : 17 x 10 -6
·        Kuningan        : 19 x 10 -6
·        Seng                :


3.      Buatlah table berikut dari bahan yang paling cepat menghantar panas

No
Nama Bahan
Koefisien konduksi
1
Alumunium
24 x 10-6
2
Tembaga
17 x 10-6
3
Kuningan
19 x 10-6
4
Seng


4.      Energi kalor berpindah dari molekul – molekul yang daya hantar panas/ kalornya lebih tengii ke tempat benda – benda yang daya hantar panas / kalornya lebih rendah

5.      Cobalah rasakan permukaan logam di dalam kelas, manakah yang dingin dan panas? Mengapa?

Jawab: logam yang terasa panas yakni logam yang terdpat di luar ruangan kelas, karena logam tersebut lebih banyak terkena panas disbanding dengan yanga ada di dalam kelas. Kemudian logam yang terasa dingin yaitu logam yang letaknya jauh dari panas. Sehingga tersa lebih dingin.


6.      Tempat menyimpan air panas biasnya dituutp bahan tertentu. Sebutkan bahan – bahan yang baik untuk menutup alat tersebut ( missal untuk termos)? Dan manfaat dari bahan tersebut.

Jawab : Bahan – bahan yang biasa untuk menutup alat – alat penyimpan air panas, seperti termos yakni kaca, besi, logam dan bahan – bahan konduktor lainnya.  Manfaat dari bahan – bahn tersebut yaitu dapat mengurangi hilangnya panas dan menahan agar panas air tidak cepat hilang. Karena bahan – bahan tersebut bersifat konduktor, sehingga mudah untuk menyerap panas dan menahan panas tersebut agar tidak hilang .

7.      Jelaskan bagiamana rompi atau shall penghangat tubuh, membuat tubuh menjadi hangat bagi yang memakainya ?

Jawab : karena, bahan yang terbuat untuk membuat shall merupakan bahan yang mudah untuk menghantarkann panas. Selain itu bahannya jga biasanya merupakan baan yang berserat sekaligus pengahangat. Sehingga tubuh pemaki akan menjadi hangat apabila menakainya.

8.      Jelaskan bagaiman bergeraknya partikel dari batang logam yang dipanaskan bisa sampai kebagian batang yang masih dingin ?

Jawab : karena berdasarkan sifat kalor, molekul – molekul kalor bergerak dari bahan yang mempunyai derajat kalor yang lebih tinggi ke bahan yang mempunyai derajat kalor yang lebih rendah. Sehingga apabila dipanaskan alairan kalor tersebut akan terus mengalir ke tempat yang kapasitas kalornya lebih rendah.

9.      Apa yang dapat kamu simpulkan ?

Jawab ; berdasarkan hasil pengamatan dan percobaan, dapat di simpulkan bahwa kalor jika dipanaskan secara konduksi akan mengalir dari benda yang mempunyai tingkat/ derajat panas lebih tinggi ke benda yang derajat panasnya lebih rendah. Selain itu, bahan yang mudah untuk mengahantaran kalor  secara konduksi yaitu bahan – bahan yang bersifat konduktor.

10. Berikan dua contoh konduktor yang baik dalam kehidupan sehari – hari!

Jawab : bahan alumunium pembuat dandang/ tempat untuk memasak, kaca alumunium pada termos, besi / alumunium pada wajan dan alat masak lain.


VII.            Simpulan

Berdasarkan pengamatan dan percobaan, dapat disimpulkan bahwa benda – benda yang dapat mengahntarkan panas melalui konduksi yaitu benda yang termasuk dalam golongan benda konduktor. Sedang cepat lambatnya kalor merambat tergantung dari jenis benda konduktor tadi. Aliran kalor mengalir dari tempat yang mempunyai derajat kalor yang lebih tinggi ke tempat yang derajat kalornya lebih rendah .

VIII.            Daftar Pustaka
·        Referensi buku fisika erlangga.



















KONVEKSI

     I.              Judul dan Tanggal Praktikum
·        Judul               : Konveksi
·        Tanggal           : 17 Januari 2012

  II.              Tujuan
Mengetahui dan memahami peristiwa konveksi pada zat cair.

III.              Dasar Teori
Kalor adalah energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.
Konveksi terjadi diakibatkan adanya ekspansi termal dan konduksi. Konveksi sendiri artinya= cairan yang berpindah akibat adanya perbedaan suhu. Konveksi adalah perpindahan kalor melalui medium dan molekul – molekul dari medium itu ikut berpindah bersamaan dengan perpindahan kalor. Contoh  dari peristiwa konveksi adalah perpindahan kalor melalui gerakan udara pada angin darat dan angin laut, sirkulasi udara dalam ruang dan perpindahan kalor melalui molekul – molekul air yang tengah di panaskan.
Ada dua jenis konveksi yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa. Contoh konveksi udara secara alaami dapat dilihat sewaktu membakar sesuatu,. Udara panas di dekat nyala api memmuai dan masa jenisnya menjadi lebih kecil. Udara dingin (masa jenis yang lebih besar) yang berada di sekitar api menekan udara panas ke atas, sehingga terjadilah arus konveksi udara.


            IV.  Alat dan Bahan

·        Alat konveksi zat cair
·        Pembakar spiritus
·        Statif
·        Zat warna
·        Air
·        Bunsen
               V.  Langkah Kerja

1.      Letakan alat konveksi zat cair pada statif seperti pada gambar.


C:\Documents and Settings\Nomer PapaT\My Documents\Untitled-2.jpg
 








2.      Isilah alat konveksi  zat cair dengan air hingga penuh.
3.      Panaskan alat konveksi zat cair di tepi kanan bawah dengan pembakar spiritus
4.      Masukan zat warna atau teres melalui lubang atas
5.      Perhatikan zat warna dalam air
6.       
            VI.  Daftar Pertanyaan
1.      Perpindahan panas adalah proses dmana energy panas yang dipanaskan berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan pergerakan dari arah/ sisi yang mendapat panas kea rah yang berlawanan, kemudian memutar dan memenuhi air dengan zat pewarna
2.      Gambar (a) di bawah menunjukan air sedang didinginkan
Gambar (b) menunjukan air yang sedang di panaskan. Panah – panah menunjukan bagaimana arus konveksi mengalir.



C:\Documents and Settings\Nomer PapaT\My Documents\GGGG.jpg
 





3.      Gambar di bawah menunjukan arus konveksi ketika air dipanaskan. Adanay aliran tersebut jika kita memanaskan air sehingga terbentuk arus – arus.


C:\Documents and Settings\Nomer PapaT\My Documents\HHHHH.jpg
 









4.      Arus konveksi dapat mengalir karena adanya perbedaan kepadatan antara cairan yang dingin dan panas
5.      AC di dalam ruangan sebaiknya ditempatkan di bagian atas atau bawah ? jabarkan jawabanmu!

Jawab : menurut saya, sebaiknya diletakan dibagian atas, karena apabila diletakan di atas maka aliran konveksi dari uadar yanga di hasilkan akan mengalia ke seluruh ruangan sehingga menjadikan ruangan tersebut dapat terkenaAC seluruhnya secara merata. Selain itu, karena udara dingin bersifat turun ke bawah di karenakan berat jenis udara dingin lebih ringan dari udara panas. Jadi secara otomatis ia akan turun ke bawah

6.      Berikan dua contoh aplikasi perpindahan panas dalam kehidupan sehari – hari.

Jawab : Contoh konveksi udara secara alaami dapat dilihat sewaktu membakar sesuatu,. Udara panas di dekat nyala api memmuai dan masa jenisnya menjadi lebih kecil. Udara dingin (masa jenis yang lebih besar) yang berada di sekitar api menekan udara panas ke atas, sehingga terjadilah arus konveksi udara.
Contoh lain, yakni pada pengering rambut ( hair dryer). Kipas menarik udara di sekitarnya dan meniupkan udara tersebut melalui elemen pemanas. Contoh lain yaitu angin darat dan agin laut.

         VII.  Kesimpulan
Berdasar pengamatan yang telah di lakukan, dapat didsimpulkan bahwa aliran konveksi pada zat cair mengalir berlawana arah dengan bagian / sisi yang di panaskan.

      VIII.  Daftar Pustaka
·        Referensi buku fisika erlangga dan Lks fisika.




















KALORIMETER

       I.            Judul dan tanggal Praktikum

·        Judul               : Konduksi Kalorimeter
·        Tanggal           : 17 Januari 2012

    II.            Tujuan

·        Menentukan kalor jenis suatu zat(besi, alumunim, dan tembaga)
·        Menghitung dan menggunakan azas black

 III.            Dasar Teori

Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor. Kalorimeter umumnya digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Kalor jenis zat dapat di hitung dengan menggunakan masa air dingin, masa bahan cxontoh, masa calorimeter, dan mengukur suhu air dan bahan contoh sebelum dan sesudah percobaan.
Ada beberapa jenis kalorimeter yaitu :
·        Kalorimeter alumunium
·        Kalorimeter elektrik

Hubungan antara kalor dengan energi listrik
Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk kebentuk yang lain. Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi maka energi listrik dapat berubah menjadi energi kalor dan juga sebaliknya energi kalor dapat berubah menjadi energi listrik. Dalam pembahasan ini hanya akan diulas tentang hubungan energi listrik dengan energi kalor. Alat yang digunakan mengubah energi listrik menjadi energi kalor adalah ketel listrik, pemanas listrik, dll.

  IV.            Alat dan Bahan

·        Gelas beker
·        Pembakar/ lampu spiritus
·        Kalorimeter plastic
·        Kubus/ silinder logam
·        Neraca
·        Kaki tiga+kasa
·        Thermometer 2 buah
·        Korek api


     V.            Cara Kerja

1.      Panaskan air dalam gelas beker sampai mendidih.
2.      Timbanglah masing – masing calorimeter dan kubus/ silinder logam. Masa calorimeter kosong (m1)= … Gram dan masa logam (m2)=… gram
3.      Isilah calorimeter itu dengan air dingin (kira – kira sepertiga bagian ) dan timbanglah !
Massa calorimeter + air dingin (m3) = … gram
Masa air (m3-m1) = … gram
Suhu air (t1) = … 0C
4.      Setelah air dalam gelas beker mendidih, masukan kubus atau silinder logam yang telah diikat denagn benang itu kedalamnya beberapa menit! Catat suhu logam dalam air itu (t logam ) = …. C
5.      Pindahkan logam itu cepat – cepat dari air mendidih ke dalam calorimeter. Kemudian catat suhu tertinggi dari calorimeter itu ! Suhu campuaran (t c ) = … C
6.      Lakukan pwercobaan di atas denagn logam yang berbeda.

  VI.            Hasil Pengamatan

Suhu air mendidih (suhu awal logam ) ; 90 0C
Suhu air dingin dalam calorimeter ; 28C
Massa logam :
a.       kuningan  : 18 gr
b.      alumunium : 5,7 gr
c.      tembaga : 21,2 gr
d.      besi : 16, 9 gr
Massa wadah calorimeter dan pengaduk : 80, 9 gr
Massa air dan wadah calorimeter : 120,4 gr
Massa air dingin dalam calorimeter : 39,5 gr
Kalor jenis air dingin : 4200 J/Kg K

1.      Sesudah logam dimasukan ke dalam calorimeter, suhu air dalam calorimeter naik, kenaikan suhunya :
a.       Kuningan        : 31 oC – 28 C = 3 C
b.      Alumunium    : 32 oC – 28 C = 4 C
c.      Tembaga         : 31 oC – 28 C = 3 C
d.      Besi                : 32 oC -  28C  = 4C


Kenaikan suhu itu disebabkan oleh adanya suhu campuran dengan  air dingin dalam wadah/ calorimeter. Sehingga air dalam wadah menyerap suhu logam yang lebih besar.

Kalor yang di serap air dalam calorimeter itu =


2.      Sesudah logam yang dimasukan kedalam calorimeter, suhu logam itu turun. Penurunan suhunya
a)      Kuningan                    :  90 C – 31 C = 59 C
b)     Alumunium                :  90 C – 32 C = 58 C
c)     Tembaga                     : 90 C – 31 C  = 59 C
d)     Besi                            : 90 C – 32 C = 58 C


Penurunan suhu tersebut disebabkan oleh adanya aliran suhu ke dalam calorimeter. Karena calorimeter itu suhunya lebih rendah, sehingga suhu dlam logam mengalir ke dalam kalorimeter
3.      Jika di anggap tidak ada kalor yang terbuang dan calorimeter tidak menyerap kalor, maka logam itu melepas kalor sebanyak 0oC
4.      Berapakah kalor jenis logam itu berdasarkan percobaan di atas.? “Bandingkan dengan kalor jenis logam menurut teoru “`

Jawab :
a.       Kuningan                    :
b.      Alumunium                :
c.      Tembaga                     :
d.      Besi                            :


VII.            Pertanyaan
Hasil percobaan mungkin berbeda denagn teori. Tuliskan factor – factor yang menyebabkan perbedaan itu.!

Jawab:
ü      Karena kurang teliti dalam percobaan
ü      Kurang akurat dalam pengukuran suhu.
ü      Tidak sesui dalam mengukur massa zat maupun massa calorimeter.
ü      kesalahan membaca,kesalahan alat, kesalahan cara kerja, kesalahan tak terduga dankesalahan manusia

VIII.            Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, bahwa perubahan suhu yang terjadi pada klorimeter ataupun pada logam disebabkan oleh adanya aliran kalor / penyerapan kalor . Kalor mengalir ke tempat yang suhu dan kapasitas kalor lebih rendah. Begitu sebaliknya, benda yang kalornya lebih rendah menyerap kalor dari benda / tempat yang kalornya lebih tinngi.









                                                                                                   Kebumen, 22 januari 2012
                                                                                                                       

Praktikan



Irma Listia Sarini X8/12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar